selamatkan bumi kita dengan hatimu

selamatkan bumi kita dengan hatimu
hidup hanya sekali, so... harus berarti

Jumat, 18 Januari 2008

Selamat Ulang Tahun Riau Pos

Sebenarnya, lebih tepat kata hati ini diungkapkan hari kemarin Kamis (17/1) bertepatan dengan ulang tahun Riau Pos ke 17. Kenapa begitu? Tepat 17 Januari tahun 2000, aku mulai bekerja di Riau Pos sebagai wartawan.


Karena masih baru, selama seminggu kami yang diterima pada rekrutan saat itu sebanyak 11 orang (kalau tidak salah, yah) diberi pelatihan tentang jurnalistik. Setelah itu dua minggu kami dimagangkan, dibiarkan lepas mencari berita, melaporkan berita serta membuat berita.

17 Januari sangat berkesan dihatiku hingga saat ini. Karena aku diterima sebagai wartawan di sebuah harian ternama di Riau. Aku sangat senang sekali, betapa tidak, sejak lulus dari kuliahku di Fisipol Unri, setelah menerima ijazah di wisuda bulan Februari 1999, ngggak tahu kenapa aku pengen banget jadi seorang jurnalis. Mungkin karena aku kagum dengan sosok presenter Ira Kusno dari SCTV yang ketika itu lagi naik daun. Padahal, percaya atau tidak. Sedikitpun aku nggak punya basik jurnalistik dan dulu pun aku nggak berminat jadi seorang wartawan.

Tapi seiring bergulirnya reformasi dan juga diiringi dengan reformasi di bidang jurnalistik dengan adanya kebebasan pers yang dimulai pada masa pemerintahan Habiebie, aku jadi suka mendengar berita-berita di televisi ataupun di koran-koran terutama yang berkisah tentang nasib bangsa ini, tanah airku. Dan ketika itu juga timbul keinginan jadi wartawan.

Kalau diingat-ingat nggak mungkin rasanya aku memilih profesi ini. Sebab, ketika masa kuliah dulu, aku sangat cueks dengan kegiatan kampus. Entah itu pemilihan presiden BEM Unri ataupun gubernur BEM fakultas. Saat pemilihan, aku dan dua orang temanku yang tergabung dalam gank kami lebih memilih jalan-jalan ke mal atau nonton bisoskop.
Aku and the ganks juga sering ketawa-ketiwi ketika melihat beberapa teman-temanku yang suka sok akrab dengan dosen atau juga duduknya paling di depan saat kuliah. Sedangkan kami malah memilih duduk di belakang dan dipojok lagi sambil ngerumpi.

Sungguh....!!!! aku aja nggak nyangka bisa jadi wartawan dan tidak pernah berpaling hati ke profesi lain. Bahkan ketika aku pindah ke Batam di Sijori Pos pada tanggal 10 Februari 2000, beberapa bulan di situ tepatnya bulan April 2000 aku mendapat tawaran jadi karyawan di PT Semen Padang. Kebetulan aku punya saudara di situ yang juga punya jabatan penting. Pokoknya aku dijamin bisa kerja di situ deh.... Tapi aku nggak mau dan aku semakin betah jadi wartawan.

Betapa tidak, karena jadi wartawan, aku merasa nggak kuper dan aku malah sangat peka dengan orang-orang disekelilingku. Aku juga peka dengan nasib bangsa ini, nasib negara ini. Dan yang lebih penting aku jadi banyak teman, banyak sahabat, banyak relasi. Itu yang penting. Uang? mungkin juga tapi itu tidak terlalu penting daripada tambah wawasan dan teman. Selain itu aku juga tambah PD alias percaya diri.

17 Januari memang harus selalu aku ingat dalam memoriku. Dan nggak dipungkiri aku juga sangat berterima kasih dengan Riau Pos yang telah membuka pikiranku, membuka mata hatiku dengan membuka diri bagi siapa saja. Banyak pengalaman dan pengetahuan yang kuperoleh ketika bekerja di Riau Pos.

Selamat ulang tahun Riau Pos !!! Semoga tetap jadi yang terdepan selamanya!!! Dan juga terima kasih buat Pak Rida K Liamsi. Yang kuanggap tidak hanya sebagai seorang bos di tempatku bekerja, tapi juga sebagai seorang bapak. Mungkin kalau dilihat sepintas saja, banyak orang yang segan dengan beliau. Mungkin karena pengalaman dan jabatannya. Tapi ketika Pak Rida pernah bilang, siapa saja karyawannya, jika mengeluh kepadanya akan dia dengar. Sepintas lalu, mungkin banyak yang anggap komentar beliau hanya basa basi saja, tapi ternyata tidak. Aku mencobakan diri untuk bertanya, meminta pendapat dan dia berusaha mendengarkannya. Sungguh...!!! aku tak menyangka dia begitu sangat respon dan dia tidak pernah membeda-bedakan karyawannya, apapun jabatannya atau statusnya. Hingga saat ini aku masih sempat curhat pada beliau, setidak-tidaknya melalui sms.

Dan beliau jugalah yang memintaku pindah ke Batam. Dia membuatku jadi seorang yang kuat dan tegar. Karena selama hidupku aku tidak pernah pisah dengan orang tuaku. Ketika ditawari ke Batam, entah kenapa hatiku sangat bulat ingin merantau kesitu seorang diri tanpa seorangpun keluarga. Dan di Batam pulalah aku bertemu dengan suamiku saat ini.

Suamiku juga punya cerita sendiri tentang sosok Rida K Liamsi. Kebetulan dia karyawan Sijori Pos, nama Batam Pos ketika itu yang sebelumnya merupakan Riau Pos perwakilan Tanjungpinang, dengan profesi sebagai layout. Dalam pergaulannya sehari-hari dia sangat dekat dengan anak Pak Rida, Oktavio Bintana atau yang akrab disapa Pio yang juga layout di Sijori Pos. Ketika Pak Rida ke Batam, namanya juga anak, meski udah kerja dan punya gaji sendiri, Pio minta duit ke bapaknya, dan ketika itu dia bersama suamiku. Saat itu Pio dan suamiku masih berstatus lajang. Tanpa pikir panjang, Pak Rida langsung memberikan uang kepada Pio. Tapi dia juga berikan uang yang jumlahnya sama kepada suamiku. Ternyata beliau tidak pandang bulu, anak atapun siapa, kalau dia mau kasih yah dikasihnya. Suamiku saja sempat kaget dibuatnya.

Cerita lain juga dirasakan suamiku ketika dia mempunyai masalah di kantor dan protes dengan kebijakan kantor. Suamiku dan temannya dipindahkan ke bagian lain oleh pihak menajemen Sijori Pos. Suamiku sempat emosi dan marah ketika itu. Hingga akhirnya dia ketemu dengan Pak Rida. Ketika itulah mereka sempat saling curhat. Pak Rida berusaha menenangkan suamiku dan dia sempat berujar. ''Jika kau punya masalah...tolong cerita sama aku...anggap aku ini bapakmu...!!!. ,'' ujar Pak Rida. Pada saat itu suamiku langsung tersentuh... kata-kata itu baginya sebagai penyejuk hatinya yang dibalut bara api. Dan dia juga memang sangat merindukan sosok seorang bapak karena dia jua merantau di Batam.

Ketika suamiku pindah dari Sijori Pos dengan mendirikan koran baru harian ''Lantang'' bersama beberapa orang rekannya, aku bersama dua orang rekanku di Riau Pos pindah ke Sijori Pos. Ketika suamiku masih bolak-balik ke Sijori Pos karena selama tiga bulan sejak hengkang gajinya masih dibayar oleh perusahaan, disitulah awal pertemuan kami hingga akhirnya menikah dan punya tiga orang anak.

Riau Pos mempunyai kenangan tersendiri bagi kami berdua dan secara tak langsung berhubungan dengan sosok orang nomor satu di situ yaitu Rida K Liamsi. Sekali lagi selamat ulang tahun Riau Pos, semoga terus menjadi yang terdepan, semakin cemerlang, semakin terbilang. ***

2 komentar:

ade adran syahlan mengatakan...

akhirnya bikin blog juga. Syukurlah. Tulisan yang ini menyentuh sekali, karena sama dengan saya waktu ke Batam dulu.

giarva.blogspot.com mengatakan...

thanks bang ade, sering-sering aja kasih kabar and say hallo yah...!!!