selamatkan bumi kita dengan hatimu

selamatkan bumi kita dengan hatimu
hidup hanya sekali, so... harus berarti

Rabu, 20 Februari 2008

Gara-gara Lobang

Sudah lama juga aku tidak nulis diblog ini, maklum lagi banyak kesibukan yang menyita waktuku untuk bergumul di blog ini. Sekitar dua hari lalu, kami baru saja nyaris kena musibah yang cukup dasyat. Saat pulang ke Pekanbaru dari menghadiri persta perkawinan adik kami di Desa Lubuk Ambacang Kecamatan Hulu Kuantan Kabupaten Singingi, sepeda motor yang ditumpangi adik iparku terpelanting kena lobang besar yang menganga lebar di jalan raya Lipatkain. Saat itu mobil yang kami kendarai hanya empat meter berada didepannya. Brakk....adik kamipun ikutan melambung dan terpelanting ke jalan.



Saat itu, tak elak lagi, aku yang berada di kursi depan bersama suamiku yang sedang menyetir, langsung terkejut. Yang ada dipikiran kami ketika itu, mobil tidak bisa dikendalikan dan kami ikutan menggilas sepeda motor dan adik kami ketika itu.

Tapi untunglah, suamiku cukup cekatan dan tidak panik saat itu. Ia langsung membanting stir ke arah kanan. Dan untungnya di sebelah kanan hanya ada semak-semak belukar, bukan jurang. Tapi bamper mobil kami sempat berbunyi dan memang agak rusak sedikit.

Ketika mobil berhenti, jantungku terus berdebar. Suami dan pacar adik iparku yang berada di dalam mobil bersama kami langsung menghampiri adik kami yang saat itu sedang merintih kesakitan di jalan. Masih untung juga dia hanya kena luka lecet di tangan, kaki dan pinggang.

Musibah ini menjadi pelajaran bagi kami, untuk tidak berangkat jauh pada malam hari. Karena resikonya juga tinggi. Kami juga sempat deg-degan di sepanjang perjalanan kami karena kami terus dibuntuti mobil sedan di belakang kami.

Suamiku, malah pikir macam-macam, jika mobil sedang tersebut punya niat jahat, tapi aku positif thingking karena di saat jalanan sepi mobil sedan itu tidak mencegat kami dan dia terus berada di belakang. Pikirku, orang yang berada di dalamnya pasti ingin mencari teman di jalan.

Dan untunglah firasatku yang benar. Apalagi samar-samar dari kaca mobil kami melihat penumpangnya hanya satu orang saja. Pada saat musibah itu terjadi, ternyata mobil sedan itu dikendarai oleh supir taksi yang memang berniat mencari teman di jalan. Dan dialah yang juga sempat membantu kami setelah sesudah itu melaju menuju Pekanbaru.

Tapi sampai saat ini, batinku terus menggeruti terhadap pemerintah setempat baik itu Pemerintah Kabupaten Kuansing, Pemerintah Kabupaten Kampar ataupun Pemerintah Riau juga, yang tidak mau memperbaiki jalan yang mamang banyak rusak dan berlobang.

Aku sempat kepikir, kalau di luar negeri, terutama di negara yang maju, pemerintah setempat pasti kena tuntut karena tidak segera memperbaiki jalan dan rakyatnya ikut menjadi korban karena kelalaiannya itu. Dalam undang-undang atau peraturan di negara itu juga ada ketegasan tentang tanggungjawab pemerintah terhadap insfrastruktur seperti jalan yang dilalui oleh masyarakat umum.

Lagi-lagi, kekecewaan, kembali diungkapkan kepada Indonesiaku, yang memang tidak bisa dibanggakan. Tidak hanya di Kuansing, Kampar, di Rohil pun juga demikian. Padahal jalan yang dilalui adalah jalan lintas provinsi. Ini juga tidak hanya terjadi di Riau saja, juga berlaku di daerah-daerah lainnnya di Indonesia.

Aku nggak tahu apakah pemerintah memang tidak tahu, apa yang menjadi prioritas dalam sebuah pembangunan? Ataukah memang tak tahu atau purapura tak tahu??? Jawabannya mungkin hanya terus menunggu, munculnya pemerintah atau pemimpin yang benar-benar memihak pada kepentingan rakyat. Tapi sampai kapan yah..... Tau dech.....kacian deh loe.....

Tidak ada komentar: