selamatkan bumi kita dengan hatimu

selamatkan bumi kita dengan hatimu
hidup hanya sekali, so... harus berarti

Selasa, 25 November 2008

Mencari Pemimpin yang Bijaksana

Bergantinya kepemimpinan Riau dari Wan Abu Bakar kembali ke Rusli Zainal ternyata belum begitu memberikan angin segar kepada rakyat Riau. Hingga saat ini masih tampak keduanya masih berseteru.




Betapa tidak, dulu saat Rusli Zainal masih menjabat sebagai Gubernur Riau dan Wan Abu Bakar sebagai Wakil Gubernur Riau, perseteruan itu muncul terutama saat keduanya menghadiri suatu acara. Mereka tidak terlihat akrab bahkan malah ingin berjauhan satu dengan lainnya. Wan merasa disepelekan dan tidak digubris lagi oleh Rusli, sehingga Wan melontarkan pandangan yang negatif kepada Rusli yang tidak dapat bertindak sebagai mitra yang baik karena mereka merupakan satu paket kepemimpinan ketika itu. Wan juga mengkritisi segala kebijakan Rusli. Padahal tidak seharusnya begitu karena Wan merupakan bagian dari pemerintahan Rusli Zainal juga karena mereka dipilih oleh DPRD dengan satu paket yang erat.

Giliran Wan menjabat sebagai Gubernur Riau karena Rusli Zainal mengundurkan diri karena memang aturannya begitu, Wan merasa tidak dapat berbuat apa-apa atau tidak bisa berbuat efektif memajukan Riau dengan alasan singkatnya kepemimpinan Wan dan dia juga tetap mengkritisi pemerintahan Rusli Zainal dahulu dengan menghubungkan segala bentuk pembangunan yang telah dilakukan selama Rusli Zainal menjabat sebagai gubernur.

Sekarang ketika sudah dilantik oleh Mendagri 21 November lalu, Rusli yang merupakan gubernur terpilih pada Pilkada langsung Riau yang pertama kali digelar, malah berbalik mengkritisi pemerintahan Wan yang banyak ditemukan proyek-proyek pembangunan yang memiliki progres kerja yang rendah.

Sebagai seorang pemimpin seharusnya dua orang pemimpin ini tidaklah perlu untuk saling mengkritisi hal-hal yang tidak bagus yang mereka lakukan selama kepemerintahannya. Justeru kritik yang perlu diungkapkan adalah kritik yang membangun. Keduanya bisa saja mengatakan, baik tidaknya pemerintahan itu tergantung dari penilaian masyarakat, tidak perlu saling sindir atau saling menjatuhkan. Dan alangkah baiknya, mereka berkata kepada rakyat ataupun media massa, bahwa pada dasarnya pembangunan yang telah dilakukan oleh pemimpin sebelumnya sudah baik, tapi mungkin ada hal-hal lain yang memerlukan perbaikan atau peningkatan.

Memang, agak sulit rasanya mencari seorang pemimpin yang bijaksana di negeri kita ini. Padahal negeri ini merupakan negeri Melayu yang sangat identik dengan adat istiadat yang sopan dan tata krama yang baik. Tutur kata Melayu sangat begitu indahnya didengar, begitupun adat dan budayanya juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban masyarakat. Tapi kenapa budaya tersebut tidak atau sangat jarang dijalankan dalam setiap kehidupan kita di Riau ini? Mungkin kita harus lebih mendalam mengkaji budaya Melayu dan juga sangat mendalam belajar menjadi pemimpin yang bijaksana, yang dapat menjadi contoh tauladan bagi masyarakat kita. Kita juga sama-sama berharap suatu saat nanti, Riau akan memiliki pemimpin yang bijaksana dan bisa mensejahterakan masyarakat Riau dan menjadikan Riau negeri dan masyarakat yang bermartabat. Insyallah....!!!

Tidak ada komentar: