selamatkan bumi kita dengan hatimu

selamatkan bumi kita dengan hatimu
hidup hanya sekali, so... harus berarti

Kamis, 13 Maret 2008

Nggak Rugi Nonton ''Ayat-ayat Cinta''

Sejak tayang film ''Ayat-ayat Cinta'' di bioskop di Pekanbaru belum lama ini, aku sering dengar cerita dari orang-orang tentang banyaknya penonton yang rela antre di bioskop hanya untuk melihat film tersebut. Kok bisa begitu yah? Ada apa sih dengan film itu? Jadi penasaran neh!!!!



Dimana aja nonton film tersebut entah itu di bioskop atau melalui VCD yang diperoleh dari copian di internet, sama saja. Tidak membedakan kualitas cerita dari film tersebut. Banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya jika sudah liat film itu. Emang sih...sekilas dan mungkin banyak yang tidak menyimak dengan seksama, sering mengambil kesimpulan inti film tersebut bercerita soal poligami. Seorang lelaki yang punya dua isteri.

Tapi jika film tersebut dicermati dengan suatu pandangan lain, lebih mendalam lagi, banyak hal penting dalam hidup ini yang bisa dipetik dari kisah tersebut. Baru tadi malam aku sempat melihat film itu melalui VCD di rumah. Sebelumnya ibuku lebih nonton duluan dba ketika kutanya apa inti dari film tersebut. Dia langsung bilang ''poligami''. Tapi buru-buru adik lelakiku menampiknya. ''Coba simak baik-baik filmnya dari awal terlebih dahulu. Tidak hanya berkisah soal poligami, tapi ada hal yang lebih baik diambil hikmahnya dari situ,'' tutur adikku, Ronal.

Bahkan ketika aku bertanya pada rekan kerjaku wanita di kantor, pertanyaan yang sama juga kulontarkan kepadanya, apa inti dari film yang banyak mengundang penasaran orang untuk menontonnya bahkan membeli dan membaca novelnya itu. ''Soal ''poligami'' kak!!!,''ujar Diana, sekretaris di kantor yang baru genap berusia 19 tahun tersebut dan belum genap setahun bekerja di kantor kami.

Lagi-lagi ''poligami'' yang menurut mereka hal yang paling menonjol dari film tersebut. Pantas, sempat menjadi kontroversi di kalangan masyarakat di Indonesia. Tapi aku lantas berpikir, mungkin hanya sedikit orang yang bisa memahami suatu kejadian atau suatu cerita dengan baik dan dengan bijaksana.

Meski aku tidak merasa bagian dari orang tersebut tapi aku justeru melihat banyak hikmah yang diambil dari melihat fil ''Ayat-ayat Cinta'' ini. Intinya adalah ''Sabar dan Ikhlas''. Inilah yang merupakan pesan yang disampaikan sutradara film ini. Saat ini, makin banyak manusia yang tidak punya sikap sabar dan rasa ikhlas dalam menghadapi cobaan, rintangan dan musibah di dunia ini. Manusia sering bersikap menyalahkan. Entahkan menyalahkan diri sendiri, orang lain, bahkan yang lebih dasyatnya menyalahkan Tuhan, Allah Yang Maha Agung.

Ini yang terjadi ketika Fachri difitnah Nurul menghamilinya sehingga dia mendekam dalam penjara. Facri sempat frustasi ketika alibi menguatkan dirinya yang melakukan perkosaan terhadap Nurul hingga diduga hamil. Tapi dia malah disadarkan oleh rekannya di penjara yang selalu mencemohkannya ketika Facri bercerita soal Tuhan. ''Kamu harus sadar ini semua harus memberikan pelajaran kepadamu untuk bisa bersikap sabar dan ikhlas'','' tutur rekannya itu.

Sabar dan ikhlas juga terungkap pada semua pihak yang mencintai Facri, seperti isterinya Aisyah, orang tuanya bahkan teman-temannya. Justeru disaat-saat sulit itulah, dukungan terhadap Facri semakin menguatkan dirinya untuk menerima cobaan tersebut.

Sabar dan ikhlas juga terungkap melalui Aisyah yang harus rela melihat suaminya bercumbu dengan madunya ''Mariyah''. Begitupun dengan Mariyah.

Selain itu di film itu juga diperlihatkan bahwa manusia hendaknya tidak perlu memiliki sifat sombong ketika kita merasa besar, merasa pandai dari yang lain. Ini terjadi ketika Facri merasa down ketika dia dikeluarkan dari kampus Al-Azhar yang menjadi kebanggaannya itu. ''Ini tidak ada apa-apanya Facri. Dikeluarkan dari Al Azhar bukanlah sebuah kiamat,'' teriak rekannya itu.

Selain sabar dan ikhlas, aku juga melihat ada hal lainnya yang lebih menarik dari film tersebut, yaitu tentang seorang muslim yang begitu menghargai kaum perempuan dan teguh membela kaum perempuan yang ditindas oleh lelaki, oleh hukum dan adat kebiasaan di suatu daerah atau negara. Sosok Facri sangat menghormati ''wanita'' dan melindunginya.

Facri juga mengubah pandangan non muslim tentang muslim yang mereka anggap sebagai teroris, kaum yang tidak berkeprimanusiaan. Justru Facri lebih menjungjung tinggi kemanusian itu. Bahkan kaum non muslim sudah bisa menerima kenyataan bahwa agama Islam itu adalah sebuah agama yang membawa kedamaian, sebuah agama yang tidak membedakan umatnya kecuali iman dan takwanya kepada Allah SWT, sebuah agama yang menghargai manusia tanpa melihat siapa dia, rasnya, agamanya dan sebuah agama yang indah jika benar-benar dijalankan dengan sebaik-baiknya oleh ummatnya.

Lebih tepatnya besutan film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini memang benar-benar perlu ditonton, tapi bukan hanya sekedar tontotan. Karena film ini tidak hanya bercerita soal kisah cinta yang romantic belaka tapi lebih dari itu, punya makna yang lebih mendalam yang bisa membawa kita menjadi seorang muslim yang benar-benar sejati. Salut buat Hanung, salut buat anak muda!!! Yang mampu mengubah dunia. Terus berkarya Hanung dan juga salut untuk Habiburrahman El Shirazi sang penulis novel yang mengilhami terciptanya karya bagus ini.

1 komentar:

helfizon assyafei mengatakan...

Alhamdulillah, terimakasih atas apresiasinya ya Rin. Oh ya, terimakasih juga diingatkan menulis di blog udah kelamaan kosong. Kadang saya tak sabar lama kali downloadnya sehingga males bukanya. Tapi kini tidak lagi setelah diingatkan. Soal ayat-ayat cinta saya sependapat dengan Rini. Memang itu novel yang membangun. Ketika di filemkan meski tak sempurna tetap menarik.