selamatkan bumi kita dengan hatimu

selamatkan bumi kita dengan hatimu
hidup hanya sekali, so... harus berarti

Kamis, 03 Juli 2008

Riau dan KPK

Akhir-akhir ini Riau jadi terkenal secara nasional, terutama menyangkut masalah yang menyangkut pelanggaran hukum seperti kasus suap atau korupsi. Tak tanggung-tanggung dalam beberapa bulan terakhir berbagai pejabat asal Riau dijerat oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan ditetapkan sebagai tersangka. Ada apa dengan Riau?



Persoalan ini hendaknya harus dicermati oleh seluruh komponen masyarakat Riau, bahwa saat ini pemerintah benar-benar tidak tanggung-tanggung mengupayakan pemberantasan korupsi di Riau termasuk para pejabatnya. Lihat saja ada Azmun Jaafar (bupati Pelelawan) Saleh Djasit (anggota DPR-RI), sekarang giliran Bulyan Royan (anggota DPR-RI).

Mungkin sudah saatnya para pejabat Riau mesti hati-hati dalam mengemban amanah rakyat. Sekarang mungkin tidak seperti dulu lagi, dimana mereka dengan leluasa bisa melakukan apa saja untuk kepentingan pribadi, meskipun diatasnamakan untuk kepentingan rakyat.

Banyak yang bilang Riau itu ibarat sebuah bukit dengan bertabur gula yang manis, sehingga menyebabkan banyak pula semut-semut yang datang. Riau bagi orang pusat pun sering diperebutkan, konon untuk bisa menjabat di Riau, mereka harus bayar mahal. Karena ketika keluar dari Riau mereka dapat mengembalikan bayaran yang telah mereka keluarkan bahkan yang mereka dapatkan sangat berlebih dari apa yang mereka bawa dulu sebelum menginjakkan kaki di Riau.

Saat ini KPK pun sedang mencari target lain. Lihat saja sejumlah kasus pejabat Riau yang ditangani KPK sedikit demi sedikit menyeret banyak pejabat di Riau. Tindakan KPK ini patut dihargai untuk menjadikan Indonesia lepas dari sarang koruptor. Tidak hanya untuk Riau tapi juga di daerah-daerah lainnya di Indonesia.

Sebagai rakyat biasa, kita hanya bisa berharap kasus-kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi para pejabat untuk teguh memegang amanah rakyat bukan malah menodainya. Kasus-kasus ini mungkin juga bisa menyadarkan rakyat bahwa pejabat bukanlah manusia yang sempurna, yang tanpa cacat sedikitpun. Karena biasanya mereka dielu-elukan rakyat, dihormati bahkan sering begitu bangga mencium tangannya atau setidak-tidaknya bertatap muka dengan para pejabat.

Contohnya Azmun Jaafar yang saat masih aktif menjadi bupati pasti sangat pernah merasakan dielu-elukan dan disanjung-sanjung. Begitupun dengan Saleh Djasit yang juga pernah menjadi Gubernur Riau. Bahkan ketika dia mencalonkan diri sebagai anggota DPR-RI setelah kekalahannya dalam pemilihan gubernur 2003 lalu, perolehan suara Saleh melebihi koata kursi yang tersedia. Dalam istilah politik, Saleh menjadi cerminan begitu banyaknya rakyat yang mempercayainya duduk sebagai penyambung lidah rakyat. Begitupun dengan Bulyan Royan, nama keluarga Royan di Riau begitu sangat masyur, apalagi dengan menjadi pendiri dan pengelola sebuah pesantren ternama di Riau, bahkan adik-adiknya pun juga dipercaya menjadi anggota legislatif di daerahnya.

Sekarang tinggal dari diri kita sendiri lagi untuk lebih cermat menanggapi kasus-kasus ini. Dan ini diharapkan akan menjadi cambuk bagi para pejabat Riau untuk bersikap amanah. Semoga....!!!!

Tidak ada komentar: